Thursday, September 8, 2016

Hanya Soal Waktu

Hanya soal waktu…
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah-rumah dalam majalah-majalah yang sering kau irikan itu
Maka… Nikmatilah setiap detik letihmu yang harus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat

Hanya soal waktu…
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya
Maka… Berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu, bagi mereka tak ada selainmu

Hanya soal waktu…
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu
Maka… Bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti

Hanya soal waktu…
Saat mereka mulai meminta kamarnya masing-masing dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya
Maka… Tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 watt-mu juga meminta haknya

Hanya soal waktu…
Saat mereka menemukan separo hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri. Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini
Maka… Resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa. Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita

Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang.
Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung “Dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria”. Dan kau begitu merindukannya

Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan “Apa kabarmu Ibu”?
Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini

Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka

Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari
Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya

Karena waktu berjalan…
Ya, ia berlari…
Tidak, ia terbang…
Dan dia tak pernah mundur kembali…

Sumber anonim
 

ps. Don't grow up too fast baby Muhammad :)

Sunday, July 17, 2016

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota
Juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata
Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang

Seorang ayah membelah anak dari ibunya--dan sebaliknya
Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini?
Lihat, tanda tanya itu
Jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

Batas
Oleh: Aan Mansyur

Friday, January 8, 2016

Kalau Hujan

Kalau hujan hanya jatuh di tempat yang jauh, maka pasti banyak yang akan menempuh perjalanan jauh demi hujan. Kalau hujan hanya turun dengan lebat, maka pasti banyak orang akan mencari cara untuk membuatnya menjadi rintik.
Karena hujan akan turun dengan ikhlas, maka pasti akan banyak orang jatuh cinta kepadanya. Sejatuh hujan.
-Kurniawan Gunadi-
ps. Allahumma shayyiban nafi'an

Thursday, November 5, 2015

Kehendak-Nya

Adalah kehendak-Nya yang mempertemukan kita
Peraturan-Nya yang memisahkan kita
Rahmat-Nya yang mempertemukan kita
Kisah kita bukan berawal di facebook
Dan berakhir di dinding-dinding kursi pengadilan
Kisah kita berawal dengan murni
Sempat kita hampir mengotorinya
Tapi sekali lagi
Dia melindungi kita dari noda dalam cinta
Ini bukan akhir perjalanan
Ini awal dari kisah luar biasa
Sebuah kisah yang membuat iri para manusia
Akan dimulai kisah baru bagi kami berdua
Pengantar menaiki bahtera
Kisah kami, kisah dua insan yang saling mencinta
Berlindung dari godaan pembisik dusta
Dengan mempercayakan diri pada Sang Kuasa



Dikutip dari: Cinta Subuh 2

Monday, August 10, 2015

Telur

Dalam setiap telur semoga ada burung dalam setiap burung
semoga ada engkau dalam setiap engkau semoga ada yang senantiasa
terbang menembus silau matahari memecah udara dingin
memuncak ke lengkung langit menukik melintas sungai
merindukan telur

Sapardi Djoko Damono, 1973

Tuesday, June 30, 2015

Mu'ayasyah ma'al Quran

Sudah satu bulan saya tidak memperbarui situs ini. Kali ini saya akan membahas kajian yang dibawakan oleh Ustadzah Ai Nurjannah. Allah swt menciptakan manusia untuk satu tujuan, yakni beribadah kepada-Nya. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

Bagaimana cara mengabdi kepada Allah? Allah juga telah menjelaskannya dalam Quran surat Al-Bayyinah ayat 5:

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)."

Dari ayat di atas, kita tahu bahwa untuk menyembah Allah haruslah ikhlas, tentu saja dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Lalu, apa tujuan kita beribadah pada Allah? Kita beribadah agar kita mengenal Allah (ma'rifatullah). Salah satu cara untuk mengenal Allah adalah dengan mengenal kitab-Nya. Al-Quran. Buat saya, Quran itu bagaikan surat cinta dari Sang Khalik yang diturunkan untuk hamba-hamba-Nya. Sebab, isi Quran adalah tentang Allah. Semua yang kita ingin tahu dari Allah dapat kita peroleh dari Quran. Maka, salah satu cara ma'rifatullah adalah dengan mu'ayasyah ma'al Quran.

Mu'ayasyah ma'al qur'an adalah berinteraksi dengan Qur'an. Ada lima cara dalam berinteraksi dengan Al-Quran, yakni:

1. Tasmi' (mendengarkan)
Tasmi' adalah interaksi paling sederhana dengan Al-Quran. Kita hanya perlu menyiapkan dua telinga untuk mendengarkan lantunan Quran yang dibacakan oleh seseorang.

"Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat."
[Al-A'raf: 204]

2. Tilawah (membaca)
Bacalah Al-Quran dengan tartil, yakni tidak terburu-buru dengan memperhatikan tajwid serta makhraj huruf tersebut.

"... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan."
[Al-Muzzammil: 4]

3. Tadarrus (mempelajari)
Jika kita sudah membaca Quran, maka jangan lupa untuk mempelajari yang telah kita baca tersebut. Dari sebuah survei yang pernah dikemukakan oleh Ustadz Anwar, hanya 2% dari orang Indonesia yang khatam membaca terjemahan dari Quran. Sungguh amat disayangkan sebab membaca arti dari Quran akan menambah kecintaan dan kekaguman kita kepada Allah.

4. Ta'lim (mempelajari)
Jika kita sudah belajar, jangan segan untuk berbagi pada yang lainnya.

"Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, "Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah," tetapi (dia berkata), "Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!"
[Ali-Imran: 79]

5. Tahfidz (menghapal)

Ketika kita mulai berinteraksi dengan Al-Quran, Al-Quran akan memberikan manfaatnya pada kita, Akan ada rahmat yang berada di qalbu. Apa itu rahmat? Rahmat adalah modal hidup, sebab dengan rahmat hidup penuh kasih sayang. Tanpa rahmat, hidup akan penuh kebencian dan permusuhan.

Manfaat rahmat tertera sebagaimana difirmankan Allah dalam Quran surat Ali-Imran ayat 159:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."

Ada dua manfaat yang didapat dari membaca Quran, yakni mendapat syafaat dan didampingi malaikat yang selalu berbuat baik.

Ada lima cara agar kita konsisten dalam membaca Al-Quran:
1. Mu'ahadah
Kita harus memantapkan hati untuk membaca Al-Quran. Jika perlu buatlah target, misalnya dalam satu hari setengah juz atau satu juz.

2. Muraqabah
Kita harus yakin bahwa Allah mengawasi kita setiap saat.

3. Muhasabah
Kita melakukan introspeksi dan refleksi atas target yang kita buat.

4. Mu'aqabah
Kita memberi sanksi pada diri kita sendiri jika kita lalai dalam membaca Quran.

5. Mujahadah
Berusaha dan bersungguh-sungguh atas apa yang kita lakukan.

Semoga kita semua menjadi ahlul Quran dan mendapat rahmat dari Al-Qur'an, aamiin.


Wednesday, May 27, 2015

Ujub

"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya." [QS. Al-Kahfi ayat 104]

Ujub ialah bangga akan diri sendiri. Orang yang memiliki sifat ujub akan menjadi sia segala amalnya seperti disebutkan dalam ayat di atas.

Rasulullah saw bersabda, ada tiga hal yang membahayakan diri sendiri, yakni:
  • Kikir terhadap diri sendiri
  • Hawa nafsu yang selalu dituruti
  • Ujub terhadap diri sendiri
Putus asa dan ujub merupakan sifat yang sangat membahayakan diri sendiri. Dua sifat tersebut dapat dilawan dengan kesungguhan dan usaha.

Bahaya ujub ialah:
1. Ujub membawa diri kepada kesombongan
2. Ujub menyebabkan pelakunya mendapat dosa dan murka Allah. Untuk menghilangkannya, ia haruslah memohon ampun dan perbanyak istigfar.
3. Ujub menyebabkan pelakunya dibenci orang lain

Tidak ada manfaat sedikit pun dari ujub. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang tawadhu dan senantiasa dijauhkan dari sifat ujub.